Selasa, 17 Juni 2014

Keprihatinan Negara Palestina



Penyerangan yang dilakukan oleh Israel sungguh tidak berkeprimanusiaan. Negara Palestina diserang habis-habisan oleh Israel. Banyak korban yang berjatuhan saat penyerangan tersebut.  meski tiap hari dibunuhi tentara Israel, pejuang-pejuang Palestina tak pernah habis. Ibarat hilang satu tumbuh seribu, begitu seterusnya. Mereka juga tak pernah surut semangat juangnya, meski hampir tiap hari dijatuhi bom dan rudal. 




Ratusan warga sipil dan anak-anak menjadi korban —sesuatu yang sebenarnya dilarang PBB— akibat serangan brutal itu. Tetapi di pihak Israel bukan tidak ada yang mati. Tidak kurang dari 24 orang pasukan Israel tewas, dan 130 lainnya cedera. Itu yang diakui Israel. Tentu jumlah sebenarnya jauh lebih besar. 

Israel tidak mau menyebutkan jumlah korban pastinya, karena akan menjatuhkan moral tempur pasukannya. Buktinya, Panglima Perang Zionis, Shaol Mofaz akhirnya harus mencopot perwira yang memimpin penyerangan Jenin, karena dianggap gagal.





ketika tentara Israel yang brutal itu dilanda ketakutan, keadaan sebaliknya justru dialami para mujahidin. Meski melawan musuh yang didukung Amerika Serikat, semangat tempur para mujahidin tak pernah kendor. Tak lain, karena mereka berperang di atas lambaran tauhid, ala at tauhid `isynaa wa min ajli at tauhiid namuut (di atas rel tauhid kami hidup dan untuk tauhid kami mati)


Permasalahan Islam


Kondisi  umat islam saat ini jauh berbeda dengan kondisi  umat islam terdahulu. Kondisi umat islam saat ini diperparah dengan adanya fenomena jauhnya umat islam dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah yang seharusnya menjadi pedoman hidup mereka. Banyak para ulama mengatakan bahwa salah satu faktor jauhnya umat islam terhadap Al-qur’an adalah mewabahnya penyakit “Al-Wahn”, yaitu suatu penyakit yang cinta dunia dan takut mati.

Hal ini dapat kita lihat dari berbagai permasalahan-permasalahan yang melanda baik di Indonesia sendiri maupun diluar Indonesia. Factor jauhnya umat islam dengan Al-Qur’an adalah besarnya pengaruh dari media dan teknologiyang secara tak langsung telah memecah umat islam dalam berbagai aspek kehidupan. Seperti contoh, film dokumenter “FITNA” yang telah menjadi kontrofersi.

Selain permasalahan jauhnya dari Al-qur’an, ada juga permasalahan-permasalahn lainnya. Yaitu, masalah dalam berda’wah, masalah dalam menghadapi permurtadan saat ini, dan masalah dalam kepedulian terhadap sesama muslim yang sangat kurang atau dengan kata lainnya ukhuwah islamiyah yang belum terikat satu sama lainnya.

Sebenarnya masalah yang mendasar dalam permasalah umat islam saat ini adalah jauhnya umat islam terhadap Al-qur’an, maka di artikel ini kami hanya membahas permasalahan tersebut.

Identifikasi permasalahan.
Siapa yang menyebabkan permasalahan ini?
Kapan terjadinya permasalahan ini?
Mengapa terjadi permasalah ini?
Bagaimana kaitannya permasalah ini dengan media dan teknologi?
Bagaimana solusi dari permasalahan ini?
Pembahasan Permasalan
Siapa yang menyebabkan permasalahan ini?
Menurut kelompok kami, yang menyebabkan itu semua adalah diri kita sendiri dan adanya peran dari islamophobia. Karena secara tak lansung diri kitalah yang menyebabkan kita jauh akan Al-qur’an. Kita terlalu senang dengan kehidupan dunia sehingga membuat kita lupa akan kehidupan akhirat yang kekal nan abadi. Islamhopobia Islamophobia adalah sikap takut berlebihan dalam melihat Islam dan umat Islam sehingga cenderung mengunakan kacamata negatif. Islam dipandang sebagai kelompok monolitik yang statis dan antiperubahan. Islam dilihat sebagai kelompok lain di dunia ini yang tidak mempunyai nilai bersama yang bisa di-share dengan kelompok lain. Islam dilihat sebagai agama yang mengajarkan barbarisme, irasional, primitif, agresif, prokekerasan dan terorisme. Ajaran Islam juga dianggap telah menjelma menjadi ideologi politik yang bertujuan untuk membangun kekuatan politik dan militer anti-Barat. Islamophobia tersebut telah melahirkan sikap memusuhi Islam di kalangan masyarakat non-Muslim.

Kapan terjadinya permasalah ini?
Permasalah ini terjadi berawal dari perang salib. Karena perang salib sendiri berlangsung selama 200 tahun, bayangkan betapa lamanya dan bayangkan betapa semangatnya kebencian umat nasrani.


sumber

Selasa, 10 Juni 2014

Konflik Internal Mengancam Kebangkitan Islam

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menyuarakan penyesalan atas situasi terbaru di Mesir, dan menyebutnya ‘sangat menyakitkan'.
 
Rahbar menilai transformasi di Mesir berkaitan erat dengan fenomena Kebangkitan Islam yang tidak dikelola dengan baik.
 
"Kedalaman Kebangkitan Islam terjadi di berbagai negara. Tetapi masalahnya telah terjadi salah urus dan [mereka] melakukan blunder. Hari ini, situasi di negara besar Mesir menjadi sangat menyakitkan," ujar Ayatullah Khamenei dalam pertemuan dengan mahasiswa Iran di Tehran pada hari Ahad (29/7).